Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Februari 20, 2009

BKPM bantu Kaltim datangkan investor

JAKARTA: Badan Koordinasi Pe­­­nanaman Modal (BKPM) berjanji membantu Kaltim mendatangkan investor seiring upaya daerah itu menarik investasi sebanyak mung­kin. Hal itu disampaikan Kepala BKPM Muhammad Lutfi saat menerima jajaran Pemprov dan DPRD Kaltim yang dipimpin Gubernur Awang Faroek Ishak di Jakarta, kemarin.

Beberapa hal yang menarik perhatian BKPM adalah pengembangan wilayah Maloy dan sekitarnya men­­jadi kawasan ekonomi khusus (KEK) yang didukung perkebunan nanas, kenaf, coklat, sawit, dan komoditas unggulan lainnya. ”Selama Kaltim bisa memberikan kepastian hukum dalam investasi, saya siap mengundang investor ke Kaltim dan untuk tahap awal kami mengirim tim guna melakukan pengkajian,” kata Lutfi.
Terkait rencana Kaltim menambah pembangkit listrik bekerja sama PLN, Lutfi berjanji akan men­­dampingi Awang Faroek menyam­paikan hal itu kepada Presiden atau Wapres agar realisasinya lebih cepat. Menurut dia, investasi tidak bisa dilepaskan dari sarana infrastruktur berupa jalan dan listrik. Tentang rencana pengembangan wilayah ekonomi lainnya, yakni kawasan industri Kariangau di Balikpapan dan pelabuhan peti kemas serta penumpang di Samarinda juga dinilai positif.

Termasuk pembangunan jalan bebas hambatan untuk mempermudah sarana transportasi ekonomi di sejumlah kawasan pengembangan ekonomi yang telah direncanakan. Lutfi menambahkan masih terjadi salah persepsi mengenai wewenang daerah dan pemerintah pusat dalam menerbitkan izin investasi, bahkan terkesan tarik ulur sehingga menjadi salah satu kendala di daerah.

Namun, kata Lutfi, dalam wak­­tu­­ dekat akan keluar peraturan pe­­merintah tentang perizinan investasi yang sifatnya lebih luwes dan terkoneksi antara pemerintah pusat dengan daerah termasuk perwakilan­ di luar negeri.”Kalau sudah begini, soal per-izi­nan­ sebenarnya sangat mudah, selama semua pihak dapat memahami dan mengerjakan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing,” ujarnya.

Awang menjelaskan Kaltim kesulitan memenuhi kebutuhan listrik yang mencapai 600 MW karena daya terpasang hanya berkisar 200 MW. Upaya membangun pembangkit listrik tidak berjalan mulus karena sulitnya birokrasi. Demikian juga halnya sarana jalan yang sangat tidak memadai, sehingga membuat investor enggan masuk ke Kaltim.