MAKASSAR: Pembangunan jalan nasional lintas tengah Sulawesi Selatan dimulai tahun 2009 hingga 2011. Pembangunan ini menggunakan pinjaman ENRIP (Eastern Indonesia National Road Inprovement Project).
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Bina Marga Nurdin Samaila mengatakan jalan lintas tengah meliputi wilayah Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba hingga Sinjai. Menurutnya, proyek jalan itu akan dibuat dalam enam paket.
Nurdin mengungkapkan paket pertama pada jalur Bantaeng-Bulukumba diprediksi menelan anggaran Rp34,46 miliar. “Dana paket ini masih dicari dan diharapkan berasal dari ENRIP, “ tutur Nurdin di Makassar, kemarin.
Paket kedua Jeneponto-Bantaeng menggunakan dana DIPA (Daftar Isian Pengelolaan Anggaran) Rp15,61 miliar. Paket ketiga dan keempat jalur Bulukumba-Tondong senilai Rp15,08 miliar dan Rp15,08 miliar.
Sedangkan paket kelima Bulukumba-Tondong-Sinjai dengan DIPA Rp14,61 miliar. Terakhir paket enam pada jalur Sengkang-Impa Impa-Tarumpakae menggunakan DIPA sebesar Rp14,61 miliar. Nurdin berharap proyek jalan lintas tengah itu segera direalisasikan karena anggarannya sudah masuk APBN 2009.
“Pembebasan lahan menjadi salah satu penyebab selain terganggunya sarana dan prasarana seperti telepon, listrik dan pipa air saat pekerjaan berlangsung,” ujar Nurdin.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Bina Marga Nurdin Samaila mengatakan jalan lintas tengah meliputi wilayah Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba hingga Sinjai. Menurutnya, proyek jalan itu akan dibuat dalam enam paket.
Nurdin mengungkapkan paket pertama pada jalur Bantaeng-Bulukumba diprediksi menelan anggaran Rp34,46 miliar. “Dana paket ini masih dicari dan diharapkan berasal dari ENRIP, “ tutur Nurdin di Makassar, kemarin.
Paket kedua Jeneponto-Bantaeng menggunakan dana DIPA (Daftar Isian Pengelolaan Anggaran) Rp15,61 miliar. Paket ketiga dan keempat jalur Bulukumba-Tondong senilai Rp15,08 miliar dan Rp15,08 miliar.
Sedangkan paket kelima Bulukumba-Tondong-Sinjai dengan DIPA Rp14,61 miliar. Terakhir paket enam pada jalur Sengkang-Impa Impa-Tarumpakae menggunakan DIPA sebesar Rp14,61 miliar. Nurdin berharap proyek jalan lintas tengah itu segera direalisasikan karena anggarannya sudah masuk APBN 2009.
“Pembebasan lahan menjadi salah satu penyebab selain terganggunya sarana dan prasarana seperti telepon, listrik dan pipa air saat pekerjaan berlangsung,” ujar Nurdin.