Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Februari 19, 2009

Krisis listrik rusak citra investasi

MAKASSAR: Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Sulsel menilai kebijakan PT PLN (Persero) Sulselrabar melakukan pemadaman bergilir selama dua bulan hingga April mengancam citra investasi lokal. Buntutnya, calon investor diperkirakan menunda renca­na investasinya tahun ini.

Sekretaris BPPMD Sulsel Andi Nuralam menuturkan pemilik modal enggan merea­lisasikan investasi bila infrastruktur dan fasilitas penunjang usaha belum tersedia secara memadai. Seperti diberitakan sebelum­nya, PLN menggelar pemadaman bergilir disebabkan overhaul PLTA Bakaru yang diurungkan sejak 2007.

Proses overhaul yang berlangsung 60 hari dimulai Kamis, 12 Februari lalu. Sehubungan dengan itu, sistem Sulsel dan Sulbar akan mengalami defisit listrik hingga 80 MW. Saat ini, daya mampu sebesar 412 MW tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan listrik masyarakat saat beban puncak pukul 17.00 hingga 22.00 Wita yang membutuhkan 460 MW.

“Sudah pasti pemadam­an mengganggu investasi. BPPMD sulit menjual potensi ekonomi, kami jadi dilematis mempromosikan,” ujar Nuralam, belum lama ini. Dia mendesak PLN membe­nahi sistem kelistrikan secepatnya agar investor tidak mengalihkan modalnya ke daerah lain. Menurutnya, ekonomi Sulsel sulit maju apabila tidak ditopang investasi.

Di lain pihak, investasi membutuhkan infrastruktur kelistrikan memadai supaya perusahaan bisa berproduksi optimal. “Kami berharap pembangkit listrik di Sinjai, Jeneponto, dan daerah lain bisa direalisasikan untuk mengatasi krisis listrik. Kalau listrik belum ada, kami takut investor yang masuk Sulsel kecewa,” ungkapnya.

Dikatakan, listrik, air, bahan bakar, dan infrastruktur jalan merupakan faktor pen­ting pengembangan investasi di suatu daerah. Berdasarkan catatan Bisnis, penanaman modal dalam negeri (PMDN) Sulsel tahun 2008 mencapai Rp1,1 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar US$26,7 juta.

Investasi itu pada sektor indus­tri gula, kayu lapis, perguda­ngan, restoran, hotel, perdagangan, dan lainnya. Sulsel memperoleh Investment Award pada tahun 2008 setelah menjadi enam besar provinsi berkinerja investasi terbaik. Peringkat Sulsel naik dari urutan 22 pada 2007 ketika hanya terealisasi satu proyek senilai Rp1,1 miliar.