Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Februari 18, 2009

Kerusakan mesin picu krisis listrik di Ambon

AMBON: Krisis listrik yang melanda Kota Ambon, Maluku, dalam beberapa bulan belakangan ini dia­kibatkan usia mesin pembangkit listrik sudah tua sementara me­­sin­ lainnya sedang rusak. General Manager PT PLN (Perse­ro) Wilayah IX Maluku dan Maluku Utara Bagus Setiawan menuturkan krisis listrik di Ambon ma­­sih akan berlangsung hingga bulan April. Penyebabnya karena mesin pembangkit listrik sudah tua dan adanya kerusakan mesin di PLTD Poka.

Layanan listrik bagi pelanggan PLN di Kota Ambon selama ini di­­pasok melalui PLTD Poka dan PL­­TD Hative Kecil. Dengan kerusa­kan mesin Poka, kondisi mesin pembangkit yang rata-rata bua­tan tahun 1997–1998 semakin sulit beroperasi maksimal.
Menurut Setiawan, dalam kon­­­­­di­­si normal, da­­ya mampu listrik di Ambon mencapai 10 MW dan tidak boleh ku­­­rang dari 8 MW, karena harus ada cadangan 2 MW untuk berjaga-jaga. Namun, cadangan 2 MW tidak­ bisa disediakan karena terja­­di­ kebakaran satu unit mesin pem­­­­­bangkit PLTD Poka sejak 5 Januari 2009.
Aki­­batnya, antara daya pembangkit listrik dengan kebutuhan pelanggan­ tidak seimbang. ”Problemnya, karena kemampu­an mesin pembangkit dengan ke­­butuhan pelanggan listrik tidak seimbang,” kata Setiawan. Apa­­la­gi, jelasnya, suku cadang untuk jenis mesin pembangkit listrik yang rusak di PLTD Poka itu sudah tidak dipro­­duksi lagi.

Mesin yang rusak di PLTD Po­­ka, kata Setiawan, hanya ter­­sisa sembilan unit di dunia. Yakni tiga di Vietnam, tiga di Ba­­likpapan, dan tiga di PLTD Poka. ”Ketika rusak mau cari ke ma­­na? Terpaksa mesin di Balikpapan­ kami ambil salah satu spare part-nya, yakni turbo charger untuk mengganti kerusakan mesin di PLTD Poka,” ujarnya. Dari pantauan Bisnis di beberapa kawasan pemukiman di Kota Ambon, intensitas waktu pemadaman listrik saban hari tidak menentu.

Warga di kawasan Waihaong, mengaku dalam satu minggu yang lalu pemadaman mencapai 12 jam per hari. Dalam sehari bisa terjadi tiga kali pemadaman.­”Satu minggu lalu waktu pemadaman bisa mencapai 12 jam. Namun, sekarang sudah mulai berkurang,” kata Risal Polanunu, pemilik Warnet Gorilla Net yang cukup ramai pengunjung.Menurut dia, meskipun kadang waktu pemadaman mulai diperpendek, namun tetap saja belum menggembirakan pelaku usaha warnet seperti dirinya.

Pasalnya, kata Risal, usaha warnet sangat tergantung pada pasokan listrik. Aisyah Tuasikal di kawasan BTN Manusela, Ambon, menga­­­takan jadwal pemadaman listrik tidak menentu. Kadang di siang hari saat aktivitas­­ tugas rumah tangga seperti me­­­nanak nasi atau menyeterika­ pakai­an sedang padat, listrik tiba-tiba padam. Data yang diperoleh dari BPS Ambon menunjukkan jumlah pelanggan listrik di kota itu mencapai 141.537 sambung­an. Jumlah tersebut mencakup pelanggan dari semua segmen, termasuk kategori pelanggan sosial, rumah tangga, bisnis, pemerintah, industri, dan multiguna.