MAKASSAR: Pengelola perumahan Solthana Residence optimis bisa merealisasikan penjualan sebesar Rp15 mi-liar pada 2009, meskipun krisis global masih mengancam kinerja ekonomi Sulsel sepanjang tahun ini. General Manager Solthana Residence Burhanuddin Nur mengemukakan estimasi itu sangat realistis.
“Tahun ini Solthana target menjual rumah hingga 90 unit dengan transaksi Rp10-15 miliar. Target tersebut sama dengan capaian tahun lalu yang mencapai 80-an unit senilai Rp10 miliar,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu malam. Menurut Burhanuddin, prediksi penjualan juga didukung rencana menaikkan harga properti mereka tahun ini. Kenaikan berkisar 12,5% - 25% dari unit terkecil tipe 40/96 hingga terbesar 75/153. Menurutnya, keputusan menaikkan harga tidak bisa dielakkan karena lonjakan bahan material rumah akibat krisis global. “Kemungkinan besar harga rumah Solthana sekitar Rp180 juta - Rp300-an juta tahun ini. Namun kami yakin daya beli masyarakat tetap tinggi, meski ada kenaikan harga, apalagi BI Rate sudah turun menjadi 8,25%,” ungkapnya.
Burhanuddin menargetkan seluruh rumah di Solthana Residence yang berjumlah 229 unit akan ludes pada tahun ketiga, sejak pemukiman berdiri di 2008 lalu. Untuk merealisasikannya, manajemen memutuskan menggarap kelompok masyarakat kategori menengah yang diyakini memiliki pendapatan berlebih untuk berinvestasi di perumahan.
Selain itu, Solthana bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memasarkan pemukiman mereka.“Investasi perumahan tidak ada matinya, sehingga akan dilirik masyarakat. Apalagi harga rumah kami tidak terlalu mahal,” ungkapnya.
“Tahun ini Solthana target menjual rumah hingga 90 unit dengan transaksi Rp10-15 miliar. Target tersebut sama dengan capaian tahun lalu yang mencapai 80-an unit senilai Rp10 miliar,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu malam. Menurut Burhanuddin, prediksi penjualan juga didukung rencana menaikkan harga properti mereka tahun ini. Kenaikan berkisar 12,5% - 25% dari unit terkecil tipe 40/96 hingga terbesar 75/153. Menurutnya, keputusan menaikkan harga tidak bisa dielakkan karena lonjakan bahan material rumah akibat krisis global. “Kemungkinan besar harga rumah Solthana sekitar Rp180 juta - Rp300-an juta tahun ini. Namun kami yakin daya beli masyarakat tetap tinggi, meski ada kenaikan harga, apalagi BI Rate sudah turun menjadi 8,25%,” ungkapnya.
Burhanuddin menargetkan seluruh rumah di Solthana Residence yang berjumlah 229 unit akan ludes pada tahun ketiga, sejak pemukiman berdiri di 2008 lalu. Untuk merealisasikannya, manajemen memutuskan menggarap kelompok masyarakat kategori menengah yang diyakini memiliki pendapatan berlebih untuk berinvestasi di perumahan.
Selain itu, Solthana bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memasarkan pemukiman mereka.“Investasi perumahan tidak ada matinya, sehingga akan dilirik masyarakat. Apalagi harga rumah kami tidak terlalu mahal,” ungkapnya.