Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Februari 20, 2009

Gorontalo ekspor jagung Sulsel 5.400 ton

MAKASSAR: Pemerintah­ Provinsi Gorontalo mengekspor­ jagung sebanyak­ 5.400 ton ke Filipina yang nilainya diperkirakan mencapai US$972.000. Seluruh jagung yang diekspor Kamis kemarin melalui Pelabuhan Hatta Makassar itu adalah produksi petani Sulsel. Ekspor dilakukan dengan tiga kapal, yang masing-masing meng­angkut muatan jagung sebesar 1.800 ton.

Sekretaris Provinsi Gorontalo Idrus Rahim mengatakan total jagung­ yang akan diekspor ke Filipina dalam waktu dekat sebesar 19.800 ton. Pada 26 Februari mendatang, ungkapnya, Gubernur Fadel Muhammad sendiri dikabarkan akan langsung menyaksikan ekspor berikutnya di Makassar. Sesuai kontrak yang dipaparkan Idrus, ekspor bakal dipecah lewat 11 pengapalan termasuk tiga yang sudah dilaksanakan kemarin.

“Sejumlah pengusaha menelepon­ Gubernur Fadel Muhammad untuk memfasilitasi pembelian jagung Sulsel,” kata Idrus menjelaskan langkah pihaknya mengekspor produksi jagung Sulsel, seusai melepas tiga pengapalan pertama di Makassar, kemarin. “Total jagung yang akan kami ekspor ke Filipina sebesar 19.800 ton dengan 11 kapal, di mana tiga sudah hari ini,” tambahnya. Idrus membeberkan kualitas jagung yang kurang bagus berimbas pada harga lebih murah, yakni hanya US$180 per metric ton. Pasahal, menurutnya, Gorontalo selama ini cukup berhasil meng­angkat citra jagung daerahnya sehingga sejumlah importir langganan­ berani membeli produksi daerah itu hingga US$193 per metric ton.

Dalam kontrak ekspor, PT Mitra Mandiri Agri Makmur asal Gorontalo bertindak selaku pembeli sekaligus eksportir jagung Sulsel. Sedangkan importir Dano Agri Farm Supply merupakan perusahaan Filipina yang berbasis di Cotabato City. Lebih jauh, Idrus mengatakan inisiatif Pemprov Gorontalo membeli jagung disebabkan permintaan sejumlah pengusaha Sulsel sendiri.

Desakan itu pula yang membuat Pemprov Gorontalo meminta pengusaha­ Gorontalo membeli berapa pun jumlah produksi jagung­ Sulsel.­ “Kami memberikan dukungan moril kepada pengusaha Gorontalo untuk membeli jagung di mana saja asal tetap menggunakan me­rek dagang Gorontalo,” ungkap dia.

Pengusaha dan eksportir Gorontalo memeroleh selisih keuntungan dari harga beli dan ekspor. Permintaan pengusaha tersebut, kata Idrus, disebabkan buyer luar negeri mempercayai kualitas jagung­ yang selama ini dikirim oleh Gorontalo, meskipun bukan produksi daerah itu sendiri.

Sinergi
Idrus mengatakan Pemprov Gorontalo berkomitmen membantu petani jagung mendapatkan harga terbaik di pasar ekspor. Dia menuturkan produsen jagung­ di Sulawesi seharusnya dapat bersinergi meningkatkan kualitas dan pemasaran jagung ke mancanegara. Pengem­bangan merek,­ katanya, sa­­ngat penting untuk memupuk ke­­percayaan importir.

“Diperlukan kerja sama antar daerah penghasil jagung untuk me­nunjang agrobisnis dan agropoli­tan yang berkembang di Sulawesi. Kami mau semua pengusaha Gorontalo membeli jagung asal Sulawesi dengan menggunakan merek Gorontalo,” ucapnya.

Idrus menambahkan pemprov sejak 2007 terus mengoptimalkan ekspor jagung ke negara Asia, seperti­ Malaysia, Filipina, Korea Selatan, dan Jepang. Pada tahun 2007, Gorontalo mengekspor jagung sebesar 83.448 ton dengan tujuan Malaysia, Filipina, dan Jepang. Sedangkan tahun lalu Gorontalo mengekspor 79.385 ton.

Ekspor tersebut ditujukan ke Malaysia se­­be­­sar 44.925 ton, Filipina 30.210 ton­­, dan Korea Selatan 4.250 ton. Menurut Idrus, ekspor jagung Gorontalo tahun 2008 turun karena adanya perdagangan antarpulau sebesar 97.797 ton. Perdagangan antarpulau, kata dia, menembus pasar Surabaya 55.550 ton, Jakarta 31.397 ton, dan Medan 10.850 ton.