Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, Februari 23, 2009

‘Pasar Asia minati jagung Gorontalo’

MAKASSAR: Pemerintah Provinsi Gorontalo mengklaim importir negara tetangga di Asia sangat meminati jagung bermerek Gorontalo. Sekretaris Pemprov Gorontalo Idrus Rahim mengatakan jagung daerahnya memenuhi tiga standar kualitas pasar internasional, yakni kadar air 14%-15%, kadar aflatoxin di bawah 50% part per billion (ppb) dan berwarna kuning kemerahan.

“Buyer luar negeri lebih percaya membeli jagung kami karena kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum Fadel menjadi gubernur, kami sudah berpengalaman mengolah jagung,” kata Idrus di Makassar, pekan lalu. Hari Kamis 19 Februari lalu, Gorontalo mengekspor 5.400 ton jagung ke Filipina yang nilainya diperkirakan mencapai US$972.000. Ironisnya, jagung tersebut adalah produksi petani di Sulawesi Selatan.

Idrus menjelaskan kemampuan memenuhi syarat pasar internasional itu membuat jagung Gorontalo lebih ‘menjual’ ketimbang daerah lain di Sulawesi. Dengan alasan itu pula, bebernya, para importir berani membeli jagung Gorontalo hingga seharga US$193 per metric ton. Harga tersebut, menurut Idrus, merupakan salah satu yang tertinggi di pasar saat ini.

Dia menyebut beberapa negara yang meminati jagung Gorontalo, a.l. Malaysia, Filipina, Korea Selatan, dan Jepang. Jagung Gorontalo juga dijual ke daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Jakarta, dan Medan. Dia mengatakan importir menjadikan Pemprov Gorontalo sebagai pemberi rekomendasi dan fasilitator pembelian jagung dari daerah lain di Sulawesi.

Dia mengatakan cukup banyak buyer dalam dan luar negeri membeli jagung daerah lain dengan mengantongi certificate of origin (CO) dari Pemprov Gorontalo. Gorontalo, kata Idrus, tahun ini akan meningkatkan produksi jagung sampai dua kali lipat di atas lahan seluas 572.875 hektare, terutama di tiga sentra yaitu Kabupaten Gorontalo, Pohuato, dan Bualemo.

Total volume ekspor daerah itu tahun lalu sebesar 177.182 ton, atau 112% dibandingkan dengan 2007. Ekspor ke luar negeri mencapai 79.385 ton, meliputi Malaysia 44.925 ton, Filipina 30.210 ton, dan Korsel 4.250 ton. Sedangkan ekspor domestik sebanyak 97.797 ton yang mencakup Surabaya 55.550 ton, Jakarta 31.397 ton, dan Medan 10.850 ton.

Idrus menambahkan ekspor jagung ke Filipina paling menguntungkan karena biaya operasional lebih rendah. Sepanjang tahun ini, Gorontalo telah mengekspor sekitar 17.100 ton jagung ke negeri itu.
Antisipasi Dalam perkembangan lain, Business Development Analyst IFC Agribusiness Advisory Service Lilik Eko Pramono mengatakan pemerintah harus mengantisipasi terus turunnya harga jagung di tingkat petani bekalangan ini.

Selain merugikan petani, katanya, penurunan harga tersebut akan berdampak panjang apabila petani memutuskan beralih komoditas. IFC mencatat harga jagung di hampir seluruh daerah di Indonesia termasuk di Sulsel selama musim panen awal tahun ini merosot hingga hanya Rp1.100 – Rp1.200 per kg. Anjloknya harga akibat tingginya kadar air menyusul curah hujan yang masih tinggi. Petani kesulitan mengeringkan jagung karena tidak ada sinar matahari yang cukup.

“Ini harus diantisipasi. Kasihan petani karena biaya produksi saja sudah Rp700 – Rp800 per kg,” katanya, kemarin. Dia mengusulkan petani mendirikan green house sederhana untuk mengurangi paparan air. Di samping itu, pedagang pengumpul dapat mempercepat penjemputan jagung ke dryer anggar­an.