Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Februari 27, 2009

Jagung Sulawesi dipacu ke Asia

MAKASSAR: Pemerintah provinsi se-Sulawesi diminta meningkatkan penetrasi komoditas jagung ke pasar internasional terutama Asia dengan memperluas jaringan. Perluasan jaringan pasar yang diharapkan berujung pada kenaikan permintaan diyakini akan mendorong petani memacu produksi dua kali lipat, serta memaksimalkan pemanfaatan lahan di Sulawesi.

Ketua Dewan Jagung Nasional dan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad mengatakan Sulawesi memiliki lahan seluas 5 juta hektare yang berpotensi untuk jagung. Namun, semua pemprov di Sulawesi baru memanfaatkan lahan sekitar 2,5 juta ha. “Di Sulawesi, lahan jagung sangat luas namun baru setengah yang dimanfaatkan. Petani juga masih menggunakan bibit tradisional,” kata Fadel saat ekspor jagung Gorontalo 1.800 ton di Pelabuhan Makassar, kemarin. Ekspor jagung tersebut diangkut oleh kapal MV Kent tujuan Filipina.

Ekspor perdana jagung Sulawesi tahun ini berlangsung 12 Februari lalu, ketika Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengirim 6.300 ton jagung pipil milik PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Agrico International ke Filipina. Gorontalo berencana mengekspor lagi jagung menggunakan empat kapal, juga ke Filipina. Ekspor pertama dan kedua provinsi itu tahun ini bersumber dari jagung produksi petani di Sulsel.

Fadel mengatakan produksi jagung yang berlimpah di Sulawesi sangat berpotensi untuk membanjiri pasar internasional terutama di Asia. Namun, yang paling penting pemprov harus menjajaki dan memastikan pasar yang siap membeli jagung Sulawesi. Kepastian pasar internasional, ungkap dia, secara otomatis akan memacu petani dan eksportir meningkatkan produksi. “Gorontalo pertama kali mengadopsi metode pertanian yang pernah dikembangkan mantan Gubernur Sulsel Prof. Amiruddin, yakni tanam, petik, olah, dan jual. Tapi saat ini teori itu tidak relevan lagi dan kami menomorsatukan jual yang menjamin kepastian pasar,” kata dia.

Fadel menuturkan saat ini empat negara di Asia membutuhkan jagung dalam jumlah besar tiap tahun, yakni Malaysia 3 juta ton, Filipina 2 juta ton per tahun, Korsel 12 juta ton, dan China 250 juta ton.

Sulsel terbesar

Fadel menambahkan lahan ja-gung terbesar di Sulawesi berada di Sulsel dengan potensi 1,4 juta–1,5 juta ton per tahun. Jika Pemprov Sulsel serius menggarap lahan dan menjamin kepastian pasar, produksi diperkirakan dapat mencapai 3,5 juta–5 juta ton per tahun. Gorontalo berada di urutan kedua dengan luas lahan 700.000 ha, dan mampu memproduksi di atas 300.000 ton per tahun. “Pemerintah harus menyediakan dana peng-adaan bibit hibrida,” kata Fadel.

Dia menjelaskan penggunaan bibit tradisional hanya mampu menghasilkan dua ton per ha, sedangkan bibit hibrida mencapai 10 ton per ha. Dia mengaku yakin pemakaian bibit hibrida dapat melejitkan produksi jagung di Sulawesi hingga lima kali lipat. Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang mengaku telah meminta Perusda menyerap semua produksi jagung petani terutama dalam panen raya yang akan berlangsung Maret-April 2009. Pemprov menargetkan jagung Sulsel tahun ini dipanen di atas lahan seluas 190.000 ha. Dia menjelaskan Perusda akan me-nempatkan diri sebagai pihak yang siap membeli semua petani jagung seharga Rp1.600 - Rp1.700 per kg.