MAKASSAR: Sepanjang tahun 2008 PT Angkasa Pura I (AP) yang mengontrol lalu lintas penerbangan di Bandara Sultan Hasanuddin mencatat arus penumpang mencapai 4.7 juta orang, terdiri dari kedatangan (arrived) 1.7 juta, keberangkatan (departure) 1.6 juta, dan transit 1.3 juta orang. Asisten Manajer Tapor dan Humas AP I Didik Suryanto mengungkapkan sesuai data rekapitulasi penumpang di Bandara Hasanuddin yang diterima terjadi peningkatan yang luar biasa, pasca beroperasinya bandara baru.
Dia menjelaskan peningkatan arus penumpang di bandara mulai terasa setelah peresmian di akhir September 2008, di mana rata-rata mencapai 154.000 – 163.000 penumpang per bulan. Peningkatan tersebut signifikan dengan kenaikan lalu lintas penerbangan.
AP I mencatat sepanjang tahun 2008 penerbangan pesawat di bandara mencapai 49.584, terdiri dari arrived 24.588 dan departure 24.609. Sementara penerbangan internasional yang datang sebesar 259 dan berangkat 256 pesawat. "AP juga mencatat untuk kegiatan penerbangan militer mencapai 270 penerbangan, termasuk pesawat tempur," katanya, kemarin.
Bagasi dan kargo
Didik menambahkan AP I juga membukukan barang penumpang yang masuk bagasi mencapai 56,16 juta kg. Barang penumpang tersebut, kata dia, terdiri dari kedatangan 21,52 juta kg dan keberangkatan 34,64 juta kg, di mana dalam sebulan rata-rata mencapai 3 juta–4 juta kg barang.
Dia menjelaskan total barang yang masuk bagasi tersebut sekitar 1,25 juta kg bawaan penumpang datang dan dari luar negeri. Sementara pengiriman dan kedatangan melalui jasa kargo sekitar 41,43 juta kg atau hampir 90% dari jumlah bagasi penumpang. Sedangkan barang datang dan berangkat dalam negeri melalui jasa pos sudah mencapai 1,661 juta kg per tahun, dengan rata-rata 80 ribu kg per bulan. Koordinator Wilayah KTI Asita, Nico Pasakah belum lama ini mengatakan, masih mengkhawatirkan sistem penyimpanan barang kargo (warehouse) di bandara.
Nico mengungkapkan AP masih menggunakan penyimpanan barang di gudang bandara lama yang berjarak 5 km dari bandara baru. Menurutnya, pergudangan harus dekat dengan jarak pantauan petugas Angkasa Pura. Untuk itu dia meminta AP mem-prioritaskan membangun gudang baru di bandara baru. Karena itu, lanjut dia, sistem disetribusi barang kargo yang ada di Bandara Hasanudin yang baru belum maksimal. "Kami berharap pembangunan gudang barang di lokasi bandara baru bisa segera selesai, sehingga pengiriman dan penerimaan barang bisa lebih pendek waktunya," ujarnya.
Dia menjelaskan peningkatan arus penumpang di bandara mulai terasa setelah peresmian di akhir September 2008, di mana rata-rata mencapai 154.000 – 163.000 penumpang per bulan. Peningkatan tersebut signifikan dengan kenaikan lalu lintas penerbangan.
AP I mencatat sepanjang tahun 2008 penerbangan pesawat di bandara mencapai 49.584, terdiri dari arrived 24.588 dan departure 24.609. Sementara penerbangan internasional yang datang sebesar 259 dan berangkat 256 pesawat. "AP juga mencatat untuk kegiatan penerbangan militer mencapai 270 penerbangan, termasuk pesawat tempur," katanya, kemarin.
Bagasi dan kargo
Didik menambahkan AP I juga membukukan barang penumpang yang masuk bagasi mencapai 56,16 juta kg. Barang penumpang tersebut, kata dia, terdiri dari kedatangan 21,52 juta kg dan keberangkatan 34,64 juta kg, di mana dalam sebulan rata-rata mencapai 3 juta–4 juta kg barang.
Dia menjelaskan total barang yang masuk bagasi tersebut sekitar 1,25 juta kg bawaan penumpang datang dan dari luar negeri. Sementara pengiriman dan kedatangan melalui jasa kargo sekitar 41,43 juta kg atau hampir 90% dari jumlah bagasi penumpang. Sedangkan barang datang dan berangkat dalam negeri melalui jasa pos sudah mencapai 1,661 juta kg per tahun, dengan rata-rata 80 ribu kg per bulan. Koordinator Wilayah KTI Asita, Nico Pasakah belum lama ini mengatakan, masih mengkhawatirkan sistem penyimpanan barang kargo (warehouse) di bandara.
Nico mengungkapkan AP masih menggunakan penyimpanan barang di gudang bandara lama yang berjarak 5 km dari bandara baru. Menurutnya, pergudangan harus dekat dengan jarak pantauan petugas Angkasa Pura. Untuk itu dia meminta AP mem-prioritaskan membangun gudang baru di bandara baru. Karena itu, lanjut dia, sistem disetribusi barang kargo yang ada di Bandara Hasanudin yang baru belum maksimal. "Kami berharap pembangunan gudang barang di lokasi bandara baru bisa segera selesai, sehingga pengiriman dan penerimaan barang bisa lebih pendek waktunya," ujarnya.