Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Februari 27, 2009

Hunian hotel di Balikpapan tumbuh pesat

BALIKPAPAN: Tingkat hunian hotel di Balikpapan terus bertumbuh meski dibayangi krisis global. Hasil survei rutin Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan menunjukkan hunian hotel–hotel terbesar di kota itu mampu tumbuh 65,2% selama Februari 2009.

Angka itu lebih tinggi dari hunian pada periode sama di 2008, yakni 59,4%. Tingkat hunian bulan ini pun lebih tinggi dibanding rerata hunian tahun 2008, yakni 62%. Survei rutin ini berdasarkan laporan 10 hotel besar di Balikpapan.

“Market kita ini kebanyakan domestik, bukan orang asing meski banyak perusahaan asing di sini. (Tingkat kunjungan tamu) domestik stabil,” tutur Ke-tua PHRI Balikpapan Dodhy Achadiyat, kemarin.
Dia mengatakan hunian hotel di Balikpapan tetap tinggi sejak awal tahun. Pada Januari 2009, okupansi mencapai 57,4% atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama 2008 sebesar 52,6%. “Krisis yang ada seka-rang belum kelihatan mempengaruhi hunian hotel di Balikpapan,” tutur Dodhy.

Dia mengakui hotel juga berpeluang terkena imbas krisis global. Namun, menurutnya, krisis akan lebih dulu dirasakan daerah dengan tingkat ekonomi dan bisnis tinggi, seperti Jakarta, serta sejumlah ibukota negara lain.

Setelah itu, katanya, dampak krisis akan me-rambat ke daerah termasuk Balikpapan dan sejumlah sektor bisnis. “Mungkin kita akan merasakan setelah April 2009,” tuturnya.
Hotel Le Grandeur di Balikpapan merupakan salah satu hotel yang terus mengalami peningkatan hunian dalam dua bulan pertama tahun ini.

Sales and Marketing Director Hotel Le Grandeur Wita Junifah mengungkapkan rerata okupansi pada Februari 2009 bahkan melampaui rerata Balikpapan. Hunian Le Grandeur tercatat mencapai 68% pada bulan Februari. Sebulan sebelumnya, tingkat hunian mampu menembus 66%.

“Permintaannya masih tetap tinggi. Tapi di kuartal pertama selalu lebih sepi ketimbang bulan yang lain karena orang sedang meng­atur budget. Setelah Maret baru akan tinggi,” tutur Wita.

Wita meyakini krisis baru benar-benar dirasakan hotel-hotel di Balikpapan pada 2010.
Pasalnya, ini terkait dengan Balikpapan dan Kaltim sebagai kawasan pertambangan, gas, dan minyak.Tahun depan, tuturnya, banyak perusahaan yang seharusnya memperbarui kontrak ataupun sudah habis kontrak kegiatannya dengan pemerintah daerah. Karenanya, kemungkinan tingkat hunian bakal merosot tajam.

“Orang asing yang datang ke hotel kami 70%-nya. Yang berkurang memang di spending money untuk food and beverage saja,” tutur Wita. “Sedangkan kami juga harus antisipasi untuk pengiritan bila memasuki krisis nanti, salah satunya dengan menghemat energi,” tambahnya.