PAREPARE, Sulsel: PT PLN (Persero) menjanjikan pemadaman bergilir selama perawatan satu unit turbin 62 MW di PLTA Bakaru akan selesai sebelum penyelenggaraan pemilu legislatif 9 April mendatang. Untuk mempercepat perbaikan mesin, BUMN kelistrikan itu melibatkan 140 teknisi di Bakaru yang bekerja 24 jam non stop.
“Kami mengupayakan suplai listrik normal sebelum pemilu. Kami juga meminta bantuan penghematan dari pelanggan dan industri untuk meminimalisir dampak pemadaman,” kata Manajer PLN Sektor Bakaru Djoko Sularno di Parepare, Rabu. Djoko menegaskan pihaknya berusaha perbaikan turbin rampung sebelum jadwal yang ditentukan 60 hari. Dia mengatakan jika terealisasi, kontribusi daya 30% dari PLTA Bakaru untuk sistem Sulselbar akan kembali normal.
Dia mengatakan suplai listrik PLTA Bakaru bakal lancar karena didukung curah hujan selama Maret – April yang masih tinggi. Saat ini debit air Bakaru berada di ambang normal sehingga seharusnya dapat berproduksi penuh 2x62 MW. Saat ini arus air di waduk sudah mencapai 47,53 meter kubik per detik, sedangkan yang dipakai sekitar 22 meter kubik per detik.
Asisten Manajer Perencanaan PLTA Bakaru Suprianto mengungkapkan pemeliharaan turbin unit I menghabiskan dana Rp10 miliar. Dana tersebut, kata Suprianto, untuk pengadaan suku cadang yang dibeli dari pabrik Toshiba di Jepang, namun belum termasuk biaya operasional 140 teknisi yang bekerja 24 jam. Dia mengatakan overhaul PLTA Bakaru merupakan keempat kalinya, di mana kondisi sebelum turun mesin tahun ini yang paling parah. Hal itu disebabkan penundaan pemeliharaan yang semestinya dilaksanakan Oktober 2007.
“Kerusakan turbin kali ini jauh lebih parah dibanding tiga kali overhaul sebelumnya. Setiap tahun harga suku cadang terus naik sehingga biaya operasional membengkak,” kata dia. Kerusakan turbin disebabkan sendimentasi yang membawa material pasir kuarsa dan silican yang daya geseknya terhadap logam cukup tinggi. Saat ini sendimentasi di waduk Bakaru mencapai 1,5 juta ton meter kubik.
PLN, tambah Suprianto, menargetkan mengangkut 1 juta meter kubik lumpur agar debit air waduk sesuai standar 45 meter kubik per detik. Sampai 2005, lumpur rata-rata mencapai 700.000 kubik per tahun dan terus meningkat hingga akhir 2008 sebesar 1,5 juta ton.
“Kami mengupayakan suplai listrik normal sebelum pemilu. Kami juga meminta bantuan penghematan dari pelanggan dan industri untuk meminimalisir dampak pemadaman,” kata Manajer PLN Sektor Bakaru Djoko Sularno di Parepare, Rabu. Djoko menegaskan pihaknya berusaha perbaikan turbin rampung sebelum jadwal yang ditentukan 60 hari. Dia mengatakan jika terealisasi, kontribusi daya 30% dari PLTA Bakaru untuk sistem Sulselbar akan kembali normal.
Dia mengatakan suplai listrik PLTA Bakaru bakal lancar karena didukung curah hujan selama Maret – April yang masih tinggi. Saat ini debit air Bakaru berada di ambang normal sehingga seharusnya dapat berproduksi penuh 2x62 MW. Saat ini arus air di waduk sudah mencapai 47,53 meter kubik per detik, sedangkan yang dipakai sekitar 22 meter kubik per detik.
Asisten Manajer Perencanaan PLTA Bakaru Suprianto mengungkapkan pemeliharaan turbin unit I menghabiskan dana Rp10 miliar. Dana tersebut, kata Suprianto, untuk pengadaan suku cadang yang dibeli dari pabrik Toshiba di Jepang, namun belum termasuk biaya operasional 140 teknisi yang bekerja 24 jam. Dia mengatakan overhaul PLTA Bakaru merupakan keempat kalinya, di mana kondisi sebelum turun mesin tahun ini yang paling parah. Hal itu disebabkan penundaan pemeliharaan yang semestinya dilaksanakan Oktober 2007.
“Kerusakan turbin kali ini jauh lebih parah dibanding tiga kali overhaul sebelumnya. Setiap tahun harga suku cadang terus naik sehingga biaya operasional membengkak,” kata dia. Kerusakan turbin disebabkan sendimentasi yang membawa material pasir kuarsa dan silican yang daya geseknya terhadap logam cukup tinggi. Saat ini sendimentasi di waduk Bakaru mencapai 1,5 juta ton meter kubik.
PLN, tambah Suprianto, menargetkan mengangkut 1 juta meter kubik lumpur agar debit air waduk sesuai standar 45 meter kubik per detik. Sampai 2005, lumpur rata-rata mencapai 700.000 kubik per tahun dan terus meningkat hingga akhir 2008 sebesar 1,5 juta ton.
.jpg)
