Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Februari 26, 2009

TPK Kariangau terima kucuran Rp90 miliar

MAKASSAR: PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) siap mengguyurkan investasi Rp90 miliar pada tahun ini untuk mempercepat konstruksi Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Pelindo IV Max K. Lumempouw mengatakan ang-garan tersebut dirogoh dari kocek internal dan akan digelontorkan demi mengejar target selesai 2010.

Max menuturkan pembangunan TPK Kariangau memeroleh kucuran dana terbesar dari perseroan tahun ini. Dia menilai konstruksi TPK amat penting dirampungkan secepatnya menyusul kebutuhan pasar yang kian tinggi. Balikpapan masuk lima besar kota dengan arus peti kemas terbesar di antara 18 pelabuhan kelolaan Pelindo IV di kawasan timur Indonesia.

“Belanja modal Pelindo IV yang dominan tahun ini adalah pembangunan TPK Karingau Balikpapan senilai Rp90 miliar. Itu dari total rencana investasi tahun ini Rp260 miliar,” jelasnya saat dikonfirmasi, kemarin. TPK Kariangau dibangun di atas lahan 57 hektare milik Pemprov Kaltim. Megaproyek ini diperkirakan menelan dana Rp500 miliar. Dana itu dari kas Pelindo IV Rp331 miliar secara bertahap, bantuan APBN Rp99 miliar, dan suntikan APBD Pemprov Rp70 miliar.

Dana Pelindo IV bakal dipakai untuk membangun fasilitas dermaga, pengerukan awal, dan pengadaan suprastruktur. Sementara itu, dana APBN dimanfaatkan untuk reklamasi, sheet pile, dan dua unit trestle, sedangkan APBD untuk fasilitas sisi darat. Pada 2008, arus peti kemas di Balikpapan mencapai 86.792 teus.

Seluruh bongkar muat barang di Pelabuhan Balikpapan termasuk kategori perdagangan dalam negeri. Arus bongkar tercatat 43.785 teus, meningkat 10,2% dari 2007. Sementara itu, arus muat sedikit lebih rendah, yaitu 43.007 teus atau tumbuh 9,9% terhadap 2007.

Pantoloan

Secara terpisah, Direktur Utama Pelindo IV Djarwo Surjanto mengemukakan pihaknya menyediakan anggaran Rp60 miliar untuk pengadaan luffing crane peti kemas di dermaga konvensional Pantoloan, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Pengadaan itu, jelasnya, akan meningkatkan kapasitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan ekspor tersebut. Pantoloan menjadi infrastruktur yang sangat penting bagi arus pengiriman barang ekspor komoditas seperti kakao.

Namun, kondisinya yang serba terbatas membuat banyak eksportir kerap mengeluh. Apabila kapal-kapal datang secara bersamaan, biasanya mereka harus mengantri hingga berhari-hari menunggu kapal di dermaga mengangkat sauh. “Dermaga Pantoloan akan diperkuat agar bisa dipasangi crane peti kemas. Pantoloan akan cukup memadai untuk melayani bongkar muat volume tinggi,” pungkas Djarwo.