MAKASSAR: PT Perke-bunan Nusantara (PTPN) XIV akan merealisasikan investasi sebesar Rp20 miliar pada 2009 untuk memacu produksi. Investasi tersebut merupakan bagian dari revitalisasi tiga pabrik gula PTPN XIV yang berlokasi di Kabupaten Takalar dan Bone, Sulsel.
Direktur Utama PTPN XIV Amrullah A.M. mengemukakan dana 20 miliar tersebut difokuskan untuk belanja alat pertanian, khususnya tanaman tebu. Menurutnya, kebutuhan alat pertanian sangat mendesak dalam proses produksi gula PTPN sebab infrastruktur yang tersedia sekarang sudah tua, sehingga tidak bisa berfungsi optimal.
”Investasi tersebut akan kami realisasikan untuk pemeliharaan tanaman perkebunan PTPN,” ujar Amrullah kepada Bisnis, belum lama ini. Tahun 2007 silam, PTPN XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia menerima kredit modal kerja Rp306 miliar dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Pinjaman ini, terdiri dari kredit modal kerja pokok sebesar Rp289,18 miliar dan IDC untuk satu tahun Rp17,7 miliar. Jangka waktu pinjaman ditetapkan hingga 2012 dengan suku bunga sebesar 13% per tahun.
Dalam kerjasama ini, PTPN XIV mengagunkan tanah perkebunan, pabrik, dan stok barang senilai Rp552 miliar.Pinjaman yang diterima RNI itu untuk merevitalisasi tiga pabrik gula milik PTPN XIV, sesuai dengan perjanjian kerja sama operasi (KSO) antara dua BUMN gula itu.
Kredit tersebut diserahkan kepada RNI sebagai penerima kredit karena PTPN XIV tidak bankable, masih punya tunggakan ke Bank Mandiri. ”Kami masih tetap menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk merevitalisasi pabrik gula PTPN XIV,” ungkap Amrullah.
Eks Manajer Produksi PTPN XIV ini mengutarakan manajemen juga menjajaki kerjasama dengan berbagai investor gula nasional, yang sifatnya menguntungkan para pihak. Dia mengatakan PTPN membangun kemitraan dengan sejumlah perusahaan a.l. PT MTS, PT CAL, dan PT BMS, untuk penanaman lahan dan pengelolaan perkebunan.
Direktur Utama PTPN XIV Amrullah A.M. mengemukakan dana 20 miliar tersebut difokuskan untuk belanja alat pertanian, khususnya tanaman tebu. Menurutnya, kebutuhan alat pertanian sangat mendesak dalam proses produksi gula PTPN sebab infrastruktur yang tersedia sekarang sudah tua, sehingga tidak bisa berfungsi optimal.
”Investasi tersebut akan kami realisasikan untuk pemeliharaan tanaman perkebunan PTPN,” ujar Amrullah kepada Bisnis, belum lama ini. Tahun 2007 silam, PTPN XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia menerima kredit modal kerja Rp306 miliar dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Pinjaman ini, terdiri dari kredit modal kerja pokok sebesar Rp289,18 miliar dan IDC untuk satu tahun Rp17,7 miliar. Jangka waktu pinjaman ditetapkan hingga 2012 dengan suku bunga sebesar 13% per tahun.
Dalam kerjasama ini, PTPN XIV mengagunkan tanah perkebunan, pabrik, dan stok barang senilai Rp552 miliar.Pinjaman yang diterima RNI itu untuk merevitalisasi tiga pabrik gula milik PTPN XIV, sesuai dengan perjanjian kerja sama operasi (KSO) antara dua BUMN gula itu.
Kredit tersebut diserahkan kepada RNI sebagai penerima kredit karena PTPN XIV tidak bankable, masih punya tunggakan ke Bank Mandiri. ”Kami masih tetap menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk merevitalisasi pabrik gula PTPN XIV,” ungkap Amrullah.
Eks Manajer Produksi PTPN XIV ini mengutarakan manajemen juga menjajaki kerjasama dengan berbagai investor gula nasional, yang sifatnya menguntungkan para pihak. Dia mengatakan PTPN membangun kemitraan dengan sejumlah perusahaan a.l. PT MTS, PT CAL, dan PT BMS, untuk penanaman lahan dan pengelolaan perkebunan.