Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Februari 12, 2009

Konversi jangkau 1,17 juta KK

MAKASSAR: PT Perta-mina­ (Persero) memastikan konversi minyak tanah ke elpiji di Sulsel akan dimulai pada 16 Februari 2009 dengan menjangkau 1,17 juta kepala keluarga pada tahap pertama.Konversi ini pada tahap pertama dilakukan di 15 dari 24 kabupaten/kota di provinsi itu. Pertamina memerkirakan program ‘elpijinisasi’ itu bakal menghemat anggaran subsidi sekurangnya Rp231 miliar per tahun.

General Manager Pemasaran BBM Retail Pertamina Regional VII Suherimanto mengatakan Pertamina tidak sendirian mendistribusikan tabung gas ukuran 3 kg. Selain konsultan, katanya, pihak pemkot, pemprov, dan LSM juga dilibatkan. Kegiatan konversi akan dilakukan sambil jalan dengan upaya sosialisasi cara pemanfaatan kompor dan tabung elpiji.

“Penerima tabung elpiji bersubsidi sama dengan jumlah tabung yang kami siapkan. Kami berharap distribusi berjalan lancar tanpa hambatan,” kata Suherimanto saat memaparkan rencana konversi di hadapan wartawan, kemarin.Dia merinci konversi khusus di Makassar pada tahap pertama meliputi tujuh kecamatan sebanyak 104.889 KK. Gong program yang memicu kontroversi di berbagai daerah itu bakal ditabuh pertama kalinya di Kelurahan Panampu, Tallo, Makassar.

Pertamina, lanjut Suherimanto, siap membagi tabung elpiji untuk 15 kabupaten/kota mulai 16 Februari, yakni Makassar, Maros, Gowa, Pangkep, Takalar, Barru, dan Jeneponto. Selain itu, Parepare, Bantaeng, Sidrap, Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, dan Wajo. Konversi bagi 9 kabupaten/kota lainnya yakni Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Selayar dilakukan tahun 2010.

Dia menjelaskan jika konversi elpiji di Sulsel berjalan mulus, penghematan subsidi BBM diperkirakan mencapai Rp231 miliar per tahun dengan asumsi harga keekonomian mitan sekitar Rp5.000 per liter.“Peredaran minyak tanah akan kami tarik secara perlahan-lahan agar tidak terjadi gejolak dan keresahan. Hingga pada saatnya kami berhentikan secara total,” ujarnya. Manajer Gas Domestik Pertamina Wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Zulfikar Hamid menuturkan konversi minyak tanah ke elpiji di KTI dalam waktu dekat baru menjangkau dua provinsi, yaitu Sulsel dan Kaltim. Provinsi lain menyusul.

Pertamina melepas elpiji ukuran­ 3 kg seharga Rp12.750 per tabung. Zulfikar menjelaskan untuk menjaga ketersediaan gas bersubsidi, Pertamina merangkul semua agen minyak tanah di Sulsel. Para agen, kata dia, menyatakan kesediaan­ mengalihkan usaha mitan ke elpiji. Dia mengungkapkan keterlibatan agen bukan untuk penjualan­ umum, tapi berfungsi sebagai unit refill (isi ulang). Dalam distribusi, tegasnya, Pertamina mem­­berlakukan kontrol pasar yang ketat. Jika ditemukan agen nakal, Pertamina berjanji menjatuh­­kan sanksi.

Bangun tangki
Suherimanto mengungkapkan untuk memudahkan pasokan­ elpiji di masa mendatang, Pertamina akan membangun tangki penampungan gas (storage) berkapasitas 10.000 metrik ton (MT) di Sulsel. “Kami akan bermitra dengan pihak swasta untuk membangun tangki penampungan gas, karena storage yang ada saat ini hanya berkapasitas 2.500 MT,” ujar Suherimanto.

Untuk memperlancar pelaksanaan konversi, Pertamina menyiapkan empat filling plant gas serta sembilan izin prinsip pembangunan, yakni di Makassar, Gowa, Parepare, Bone, Bantaeng, Palopo. Zulfikar mengatakan saat ini persediaan gas Pertamina mencapai 1.281 ton. Pertamina sudah menyiapkan tambahan stok sebesar 1.700 ton di kapal tanker, sehingga total stok mencapai 2.981 ton.

Dia menjelaskan sebelum konversi, kebutuhan gas di Sulsel sebesar 175 ton per hari. Jika program berjalan mulus maka akan terjadi kenaikan kebutuhan gas sebesar 300 ton per hari. “Lebih baik kami lebihkan stok dengan memarkir kapal tan­­­ker sambil menunggu pembong­­karan. Ini bukti komitmen Per­­­tamina menyukseskan program konversi,” tutur dia.