MAKASSAR: Produksi jagung Sulsel menjalani ekspor perdana tahun ini secara langsung ke luar negeri tepatnya ke Filipina, kemarin. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) bekerja sama dengan PT Agrico International mengekspor 6.300 ton jagung pipil Sulsel ke Filipina lewat Pelabuhan Hatta, Makassar. Kapal kargo yang membawa jagung dilepas Gubernur Syahrul Yasin Limpo. Syahrul mengatakan ekspor perdana itu terobosan di tengah krisis. Menurutnya, semua negara penghasil jagung menahan produksi untuk kepentingan biofuel domestik.“Itu menjadi peluang bagi Indonesia terutama Sulawesi Selatan mengoptimalkan produksi dan melakukan ekspor jagung,” ujar Syahrul. Senior Vice President PT CPI Christian Tiono mengemukakan ekspor ini merupakan yang pertama dilakukan dari Sulsel. Menurut Christian, pihaknya telah membeli jagung dari petani sebanyak 170.000 ton sejak Maret 2008, di mana 42.000 ton untuk kebutuhan Makassar dan 128.000 ton diantarpulaukan ke Jakarta dan Medan.
“Drier dan silo yang kami miliki memungkinkan penyimpanan jagung lebih lama sebelum diekspor atau diolah lebih lanjut,” kata Christian. Perusahaan pakan ternak itu, katanya, siap membeli berapa pun produksi jagung petani. Selain Filipina, CPI juga sudah menerima order jagung pipil dari Taiwan dan Malaysia. Untuk mengolah jagung Sulsel, CPI menggunakan silo berkapasitas 300.000 ton per tahun, di mana produksi dikeringkan dan langsung dimuat ke kapal.
President Director Agrico International Ardiansyah Gunawan Tjoe mengungkapkan peluang ekspor jagung Indonesia tahun ini 2,8 juta ton. Agrico sebagai eksportir juga membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain selain CPI. Dia mengaku Agrico sudah mengantongi permintaan impor dari beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
“Drier dan silo yang kami miliki memungkinkan penyimpanan jagung lebih lama sebelum diekspor atau diolah lebih lanjut,” kata Christian. Perusahaan pakan ternak itu, katanya, siap membeli berapa pun produksi jagung petani. Selain Filipina, CPI juga sudah menerima order jagung pipil dari Taiwan dan Malaysia. Untuk mengolah jagung Sulsel, CPI menggunakan silo berkapasitas 300.000 ton per tahun, di mana produksi dikeringkan dan langsung dimuat ke kapal.
President Director Agrico International Ardiansyah Gunawan Tjoe mengungkapkan peluang ekspor jagung Indonesia tahun ini 2,8 juta ton. Agrico sebagai eksportir juga membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain selain CPI. Dia mengaku Agrico sudah mengantongi permintaan impor dari beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Taiwan.