Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Februari 11, 2009

BI Makassar cermati nasabah ekspor

MAKASSAR: Kantor Bank Indonesia (KBI) Makassar meningkatkan pengawasan terhadap outstanding kredit komersial bagi nasabah di bidang ekspor impor, menyusul adanya kekhawatiran memburuknya prospek pelunasan pinjam­an akibat krisis global.Terkait hal itu, beberapa pemimpin dan kepala cabang bank di Sulsel mengemukakan omzet bis­­­­nis sejumlah debitor yang ber­­­gerak di ekspor komoditas pri­­­­mer maupun produk berorienta­­si ekspor mengalami penurunan ka­­­rena melemahnya permintaan.


Selain itu, ada nasabah dike-tahui didera pembatalan or­­­­der serta telat bayar oleh importir sehingga mengganggu arus kas.Kepada Bisnis, para kepala cabang bank itu mengakui penurunan ini berpengaruh terhadap prospek pelunasan pinjaman apabila terjadi terus-menerus.
Sebagai gambaran, outstanding kredit ekspor terhadap total kredit di beberapa bank diperkirakan mencapai 10%. Namun, mereka menyatakan kredit nasabah ekspor yang terkena dampak krisis itu saat ini masih baik dan belum masuk kategori bermasalah. Pemimpin KBI Makassar Lambok Antonius Siahaan mengatakan pihaknya mencermati perkembang­an tersebut.

BI, katanya, akan memanfaatkan forum bersama para bankir guna mencari solusi terbaik apabila benar terjadi pemburukan situasi. “Tetapi sejauh ini kami be­­lum mendapat laporan kredit ekspor yang bermasalah di Sulsel. Meski demikian, itu menjadi perhatian BI,” ujarnya, kemarin. Kata Lambok, BI juga telah mengantisipasi soal ekspor impor yang mungkin muncul seiring pengetatan likuiditas khususnya mata uang US$ di pasar.

“Dewan Gubernur BI belum lama ini mengeluarkan kebijakan rediskonto ekspor. Jadi secara nasional sudah diantisipasi,” tuturnya. Bank sentral menerbitkan tran­­saksi pembelian wesel ekspor berjangka lewat skema rediskonto (penjamin­an) merujuk PBI No.10/34/PBI/2008. Fa­­silitas berlaku 5 Desember ini untuk meredam tekanan likuditas­ pembiayaan ekspor dan menggaran­si risiko pembayaran dari importir.

Order baru
Indonesia Timur Area Manager Bank CIMB Nia­­ga Tbk Rahmat Haris mengatakan situasi riskan yang lebih perlu diwaspadai adalah berkurangnya permintaan baru dari pasar­ tradisional. Tanpa order yang kontinyu, dirisaukan nasabah ekspor benar-benar kesulitan mencicil kredit.“Ini bukan tugas BI atau bank, tapi pemerintah untuk­ mengarahkan ke new market. Bi­­­sa­­kah?” katanya melalui pe­­san singkat.

Kepala Cabang Bank Panin Tbk Makassar Onny Gappa menuturkan perseroan jauh-jauh ha­­ri telah memantau kegiatan re­­kening nasabah ekspor. “Sejauh ini semua masih lancar kecuali sales-nya (nasabah ekspor) turun. Yang terpukul sebenarnya pe­­tani, karena eksportir menjual me­­nurut kontrak volume dan har­­ga,” paparnya.

Panin menggelontorkan kredit ekspor untuk coklat, udang, ikan, dan rumput laut. Kepala Cabang Bank BCA Tbk Makassar Hendrik Sia menga­takan bank harus menganalisis se­­berapa besar dampak krisis global terhadap debitor terkait sehingga bila perlu dapat di­restrukturisasi sebelum menjadi bermasalah.

Dia menyebut sejumlah nasabah ekspor BCA mulai berupaya sendiri membuka pasar baru di luar negara-negara yang terimbas krisis.Pemimpin Bank BNI Tbk Wilayah VII Bambang Kuncoro menambahkan bank mempererat sinergi dengan debitor untuk mencari solusi masalah ekspor.