Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Februari 06, 2009

Pelabuhan Baubau telan Rp57 miliar

KENDARI: Pemerintah pu-sat­ mengalokasikan Rp57 miliar untuk pengembangan­ Pelabuhan Murhum, Baubau, Sultra. Demikian disampaikan Anggota­ DPRD Baubau La Ode Yasin Mazadu saat dihubungi, kemarin. Yasin mengatakan, anggaran ini untuk pengembangan sektor timur pelabuhan tersebut. Rencananya, sektor timur dibangun dengan konstruksi semi kontainer sepanjang 150 meter.

Untuk itu, kata Yasin, DPRD akan berkoordinasi dengan Pemkot Baubau terkait pelaksanaan pembangunan pelabuhan itu. ”Di sektor timur pelabuhan ter­­nyata ada pelabuhan feri. Jika kita lakukan pembangunan di sana, akan menghalangi keluar masuk ka­­pal feri,” kata Yasin.

Rencananya, pelabuhan feri akan dipindahkan dulu sebelum pembangunan pelabuhan dilakukan. Mengenai ke mana pelabuhan feri dipindahkan, menurut Yasin, masih dalam tahap pembahasan. ”Kami belum memutuskan daerah ma­na yang akan dijadikan pelabuhan­ feri baru,” ungkapnya.

Selain pengembangan kawasan pelabuhan, pihak DPRD juga terus mendesak perbaikan salah satu bagian pelabuhan yang rusak akibat tertabrak kapal. ”Kami mendesak perusahaan pemilik kapal bertanggung jawab atas kerusakan pelabuhan yang panjangnya mencapai 30 meter,” jelas Yasin. Pelabuhan Murhum merupakan pelabuhan yang sangat strategis untuk pelayaran nasional karena lebih mudah dijangkau dari semua arah.

Kegiatan ekonomi di Pelabuhan Murhum lebih pesat di­­bandingkan dengan dua pelabuhan besar lainnya di Sultra, yakni Pe­­labuhan Kendari dan Kolaka. Dalam konsep pembangunan Pemkot Baubau, pelabuhan ini di­­­­bangun untuk memenuhi tuntu­tan kebutuhan pelayanan demi mendu­­kung program jangka panjang men­­jadikan Kota Baubau Pintu Gerbang Ekonomi dan Pa­­ri­­wisata di Sulawesi Tenggara.

Ka­­re­­na itu kebutuhan dan fasilitas yang terkait dengan pembangunan pe­­labuhan akan dilakukan secara ber­­tahap berdasarkan kebutuhan. Rencana pengembangan Pelabuhan Murhum meliputi reklamasi, pembangunan penahan dan pengikat talud, penambahan trestel der­­­maga, pengembangan ruang kawa­san, dan pembangunan terminal pe­­num­pang.

Selain itu, pembangunan gudang­ tran­­sit, penambahan lapangan­ penumpukan­ peti kemas, perluas-an areal parkir dan pos jaga, pe­­nambahan pagar pengaman, pe­­nambahan jalan akses dan penga­­m­an, serta pembangunan jembatan penghubung. Berbeda dengan Pelabuhan Ken­­dari yang merupakan cabang dari PT Pelindo IV (Persero) Makassar­, Pelabuhan Baubau berada di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhu­bungan Laut Dephub dengan status unit pe­­laksana teknis (UPT).

Wali Kota Baubau Amirul Tamim jauh sebelumnya mengatakan pihaknya memang sangat berminat me­­nangani pelaksanaan kegiatan Pe­­labuhan Bau-Bau. Sebelum me­­nga­jukan proposal ke pemerin­tah­ pusat, Wali Kota kini me­­nyiap­kan rancangan peraturan dae­­­­rah bagi pem­bentukan BUMD yang akan me­ngelola Pe­­­­labuhan Bau­bau. Dia juga menya­takan sudah men­dapat lampu hijau dari Departemen Perhubungan mau­­pun Departemen Keuangan tentang pengembangan Pelabuhan Baubau.

Nama Pelabuhan Murhum sangat­ identik dengan Baubau. Bahkan dua nama ini tidak bisa dipi­sah­kan karena saling melengkapi. Bau­­bau dikenal sebagai kota pelabuhan karena Pelabuhan­ Murhum yang hanya berjarak se­­kitar tiga k­m dari Keraton Baubau. Nama Pelabuhan Murhum merujuk pada kebesaran Raja Buton Kaimuddin. Dia adalah Raja Buton VI sekaligus Sultan Buton pertama. Setelah wafat, Kaimuddin dikenal dengan nama Murhum, yang berasal dari kata almarhum.