Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Maret 27, 2009

Bank Ekspor siap biayai jagung

MAKASSAR: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) siap membiayai komoditas jagung untuk tujuan ekspor di Sulsel dan daerah lain di Pulau Sulawesi. Direktur Utama Bank Ekspor Arifin Indra Sulistyanto mengatakan pihaknya berminat mengucurkan kredit modal kerja maupun investasi bagi pengusaha dan eksportir jagung dari hulu ke hilir.

Selama ini, kata dia, Bank Ekspor belum pernah memiliki nasabah yang bergerak dalam usaha jagung. Tawaran Bank Ekspor ini dinilai sesuai dengan program beberapa pemerintah provinsi di Sulawesi yang tengah gencar memacu produksi jagung. Arifin mengemukakan prioritas di kawasan timur Indonesia adalah di sektor pertanian dan perikanan.

“Jagung? Ya, hubungi saja. Kami belum punya nasabah yang mengekspor jagung,” kata Arifin dengan antusias menjawab Bisnis di Makassar, Rabu.
Bank Ekspor, kata Arifin, sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa asosiasi dan BPD (bank pembangunan daerah) di Sulsel untuk perluasan pasar potensial bagi kredit perseroan.

Dia menyebut infrastruktur yang cukup baik di daerah itu merupakan kekuatan utama untuk mengembangkan sektor pertanian dan perikanan. Bank Ekspor tercatat telah menyalurkan kredit Rp9,5 triliun pada September 2008, melesat 62% dibandingkan dengan September 2007.

Sekitar 54% kredit Bank Ekspor atau setara Rp5,12 triliun merupakan kredit valuta asing.

“25% kredit kami untuk CPO (crude palm oil) hingga ke downstream-nya seperti minyak goreng dan mentega. Nomor dua tekstil,” beber Arifin. Menurutnya, secara keseluruhan kredit perikanan menduduki posisi kelima penyerap kredit terbesar. Komoditas kakao berada di tempat keenam.

“Setelah menjadi Lembaga Pembiayaan Ekspor, fungsi Bank Ekspor akan lebih besar untuk menggerakkan semua sektor usaha,” imbuhnya. Pemerintah dan DPR telah mengesahkan UU No.2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada 12 Januari tahun ini.

Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi LPEI, Bank Ekspor melakukan pengembangan unit bisnis meliputi tresuri, pembiayaan yang bersifat corporate risk, pembiayaan bank risk, serta perbankan syariah. Dengan menjadi LPEI, layanan Bank Ekspor juga bakal mencakup hampir semua kebutuhan pembiayaan eksportir.

Prospek ekspor

Arifin memperkirakan pasar ekspor Indonesia tahun ini akan jauh melambat dibanding tahun sebelumnya. Namun, kata dia, kondisi eksportir domestik masih lebih baik dibanding sejawatnya di negara maju termasuk Singapura. “Mudah-mudahan kita bisa tetap growth. Sekarang ini, dengan krisis global, kita terpengaruh karena Singapura sebagai negara tujuan terbesar goyang,” ungkapnya.

Penurunan ekspor tahun ini, menurut Arifin, bakal lebih parah dari periode krisis 12 tahun silam. Pasalnya, saat ini permintaan merosot tajam. Bank Ekspor merencanakan total aset dapat menembus Rp48 triliun dalam lima tahun ke depan guna memperkuat kapasitas pembiayaan. Perubahan status menjadi LPEI bernama Indonesia Eximbank ditargetkan terwujud Juli atau selambatnya September 2009. .