Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Maret 20, 2009

Kredit properti capai Rp475 miliar


MAKASSAR: Kredit properti bank umum baik berupa modal kerja maupun investasi di Sulawesi Selatan pada akhir 2008 menembus Rp475 miliar, naik 43% dibanding posisi akhir tahun kemarin. Per Januari 2009, outstanding pinjaman produktif yang lazim dimanfaatkan oleh pengembang untuk membangun perumahan dan proyek properti tersebut tercatat turun tipis menjadi Rp459 miliar.

Penurunan ini dipicu kemerosotan posisi kredit modal kerja properti dari Rp440 miliar pada Desember 2008 menjadi Rp424 miliar. Kredit investasi properti stagnan di level Rp35 miliar. Kredit properti pada Januari 2009 menyerap sekitar 4% total outstanding kredit modal kerja bank umum. Adapun pinjaman investasi properti hanya 1% kredit terkait.

Sementara itu, total kredit properti ini hanya sepersepuluh dibandingkan dengan jumlah kredit konsumsi untuk KPR dan ruko senilai Rp4,4 triliun per Januari 2009. Kepala Cabang Bank BCA Tbk Makassar Hendrik Sia memperkirakan pertumbuhan kredit properti modal kerja dan investasi tahun ini tidak akan setinggi 2008 yang mencapai 43%. Dia mengakui kondisi suku bunga yang secara umum masih tinggi bakal membuat pengembang berpikir ulang mengambil kredit properti khususnya investasi. Tetapi, kata dia, kredit konsumsi seperti KPR masih memiliki prospek baik.

“Kita bisa lihat perkembangan kredit secara nasional di awal tahun ini juga kurang bergairah. Ini dampak dari krisis global dan perlambatan beberapa sektor,” kata Hendrik, kemarin. Dia menuturkan postur kredit properti produktif yang hanya sekitar sepersepuluh pinjaman konsumtif KPR disebabkan tidak seluruh proses pembangunan rumah menggunakan kredit bank.

Bank biasanya tidak membiayai pengadaan tanah. Pengembang juga banyak yang jual gambar, jadi bangunan belum selesai sudah ditawarkan. Dari pembayaran pembeli mereka membangun,” jelasnya.

Sulit cair

Secara terpisah, Ketua DPD Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Sulsel Djamaluddin Djafar menilai perbankan enggan menyalurkan kredit bagi pengembang serta kontraktor. Dia mengklaim persyaratan kredit properti modal kerja dan investasi semakin berat dan menyulitkan.Menurutnya, ini dipicu sikap hati-hati bank dalam menghadapi imbas krisis ekonomi global.

“Bank makin selektif memberikan kredit. Seluruh anggota REI mengeluhkan kebijakan perbankan di Sulsel yang begitu ketat memberlakukan syarat kredit,” ujarnya, kemarin. Dia menuturkan kebijakan tersebut justru semakin memperburuk kondisi ekonomi lokal dan nasional yang berusaha bangkit dari bayang-bayang resesi global.
Seluruh sektor ekonomi, katanya, bisa mengalami kelesuan disebabkan sikap perbankan yang overprotektif.

Sebelumnya, Wakil Ketua REI Sulsel Harris Hody mengklaim bukan hanya kucuran baru, namun pengusaha juga kesulitan mencairkan plafon kredit yang disepakati tahun lalu.