MAKASSAR: Bank Muamalat Makassar melaporkan jumlah kredit yang telah disetujui namun belum direalisasikan (unused financing) mencapai Rp25 miliar per Maret 2009. Business Manager Bank Muamalat Makassar Nurcholis mengemukakan nilai tersebut masih relatif kecil bila dibanding total pembiayaan tahun 2008 sebesar Rp139 miliar.
Bank Muamalat Makassar menargetkan pembiayaan Rp90 miliar pada 2009, tumbuh 30% dari 2008. “Penyerapan kredit tahun 2009 masih lemah. Kami punya kredit yang sudah disetujui namun belum dicairkan mencapai Rp25 miliar,” ujarnya, pekan lalu.
Nurcholis mengemukakan kreditur belum berani mengambil risiko merealisasikan pembiayaan di tengah kondisi pasar yang lesu. Dia mengatakan faktor krisis global sangat mempengaruhi pertimbangan nasabah Muamalat mencairkan dana. Dia menuturkan nasabah khawatir transaksi mereka tidak optimal, sehingga menyulitkan mengembalikan pinjaman dan bagi hasil yang telah disepakati.
“Tapi nasabah tersebut berkomitmen akan merelisasikan kredit, begitu membutuhkan dana untuk pengembangan usaha mereka,” ujarnya. Nurcholis menambahkan pembiayaan yang belum direalisasikan sebagian besar merupakan milik koperasi simpan pinjam (KSP) lokal atau baitul maal wattamil (BMT) di Sulsel.
Selain itu, sambungnya, Bank Muamalat juga telah menyetujui pencairan dana penguatan modal untuk pengusaha di sektor kelautan dan perikanan berskala internasional. “Katanya, perdagangan ekspor rumput laut mereka masih sedikit, jadi belum mau dulu mencairkan dana,” ujarnya. Nurcholis menegaskan tidak ada konsekuensi finansial antara debitur dan kreditur, atas mandeknya pencairan pembiayaan.
Bank Muamalat Makassar menargetkan pembiayaan Rp90 miliar pada 2009, tumbuh 30% dari 2008. “Penyerapan kredit tahun 2009 masih lemah. Kami punya kredit yang sudah disetujui namun belum dicairkan mencapai Rp25 miliar,” ujarnya, pekan lalu.
Nurcholis mengemukakan kreditur belum berani mengambil risiko merealisasikan pembiayaan di tengah kondisi pasar yang lesu. Dia mengatakan faktor krisis global sangat mempengaruhi pertimbangan nasabah Muamalat mencairkan dana. Dia menuturkan nasabah khawatir transaksi mereka tidak optimal, sehingga menyulitkan mengembalikan pinjaman dan bagi hasil yang telah disepakati.
“Tapi nasabah tersebut berkomitmen akan merelisasikan kredit, begitu membutuhkan dana untuk pengembangan usaha mereka,” ujarnya. Nurcholis menambahkan pembiayaan yang belum direalisasikan sebagian besar merupakan milik koperasi simpan pinjam (KSP) lokal atau baitul maal wattamil (BMT) di Sulsel.
Selain itu, sambungnya, Bank Muamalat juga telah menyetujui pencairan dana penguatan modal untuk pengusaha di sektor kelautan dan perikanan berskala internasional. “Katanya, perdagangan ekspor rumput laut mereka masih sedikit, jadi belum mau dulu mencairkan dana,” ujarnya. Nurcholis menegaskan tidak ada konsekuensi finansial antara debitur dan kreditur, atas mandeknya pencairan pembiayaan.