Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Maret 12, 2009

Kredit konsumsi Januari masih tumbuh

MAKASSAR: Bank umum masih menorehkan pertumbuhan kredit konsumsi di tengah turunnya total posisi pinjaman di Sulawesi Selatan pada Januari 2009. Semua kategori kredit konsumsi, kecuali segmen rumah toko/rumah kantor (ruko/rukan) mencatat kenaikan outstanding dibanding Desember 2008.

Kredit pemilikan rumah (KPR) dan apartemen sampai dengan tipe 70 tumbuh 0,3%, KPR dan apartemen > tipe 70 naik 0,2%, serta kredit lainnya termasuk kredit tanpa agunan dan kartu kredit loncat 0,7%. Sementara itu, kredit ruko turun 0,15%.Secara keseluruhan, posisi kredit konsumsi bank umum per Januari sebesar Rp12,4 triliun, tumbuh masing-masing 27% bila dikomparasikan dengan Desember 2008 dan 2007. Kelompok bank umum ini tidak termasuk BPR, bank asing dan campuran, serta syariah.

Outstanding KPR dan apartemen sampai dengan tipe 70 mencapai Rp2,6 triliun, KPR dan apartemen > tipe 70 Rp1,14 triliun, kredit ruko Rp682 miliar, serta terbesar kredit lainnya Rp7,8 triliun. Total kredit bank umum di Sulsel pada Januari 2009 sekitar Rp26,86 triliun. Jika memasukkan penyaluran pinjaman oleh bank asing dan campuran, syariah, dan BPD jumlahnya tembus Rp31 triliun.

Pada periode yang sama, kredit modal kerja mencapai Rp11 triliun dan investasi Rp3,4 triliun, ma-sing-masing melemah dibanding Desember 2008.
Pemimpin Kantor Bank BRI Tbk Makassar Teten Djaka Triana mengatakan sudah lazim kredit agak menurun pada bulan pertama. Pengucuran kredit Januari 2008 juga melandai terhadap akhir tahun.

“Penggunaan kredit Desember biasanya tinggi, diperlukan untuk pengadaan barang keperluan Natal dan Tahun Baru. Setelah itu di Januari turun karena adanya pembayaran,” kata Teten, kemarin. Dia menilai kredit konsumsi naik karena kartu kredit yang biasanya baru dibukukan atau efektif menjadi tagihan pada Januari. Kepala Cabang Bank BCA Tbk Makassar Hendrik Sia menuturkan perbankan mulai mengurangi pemrosesan kredit baru saat akhir tahun sehingga realisasi pada awal tahun relatif berkurang.

Di samping itu, katanya, kondisi ekonomi yang cenderung lesu menyebabkan pengusaha meminimalkan pencairan plafon, khususnya di sektor perdagangan.

Pulih duluan

Hendrik memperkirakan perlambatan kredit masih akan terjadi. Namun, begitu kredit mulai bangkit, dia menduga pinjaman konsumsi yang akan lebih dulu pulih.
"Pemicunya kemungkinan kredit konsumsi seperti kredit tanpa agunan dan kartu kredit. Bunga KPR yang masih tinggi membuat nasabah wait and see." Senada, Pemimpin Kantor Bank BNI Tbk Wilayah VII Bambang Kuncoro mengutarakan sektor perdagangan dan kredit konsumsi akan berada di garis terdepan saat penyaluran kredit kembali meningkat.

Menurutnya, penurunan posisi kredit saat ini masih wajar sebab berlangsung di akhir tahun. Dengan kata lain, kondisi riil baru akan tampak menjelang pertengahan tahun.