Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, Maret 23, 2009

Pasar rotan anjlok akibat krisis

PALU: Permintaan rotan dari Sulawesi Tengah (Sulteng) selama krisis ini mengalami penurunan yang cukup tajam, menyusul anjlok ekspor barang jadi dari sentra produksi Cerebon, Jawa Barat. “Pasok rotan dari Sulteng setelah krisis hanya berkisar 1.000 ton perbulan, sebelumnya bisa 4.000-5.000 ton perbulan, “ kata Julius Hausan, wakil ketua Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI), kepada Bisnis, kemarin.

Julius mengatakan potensi rotan Sulteng bisa mencapai 60% dari kebutuhan rotan nasional yang mencapai 130.000 ton pertahun. Tetapi saat ini, katanya, permintaan rotan setengah jadi diperkirakan menurun.

“Kita perkirakan yang diserap oleh pasar pada tahun ini khususnya produksi rotan dari Sulteng kurang lebih 20.000 ton, sehingga banyak sekali produksi yang berpeluang untuk diekspor dalam bentuk polish ke luar negeri,” tegasnya. Mengenai pasar ekspor rotan polish, Julius mengatakan saat ini ada permintaan China tetapi untuk jenis rotan ukuran kecil.

Hanya saja kuota ekspor sesuai ketentuan dapat dilakukan jika kuota dalam negeri dipenuhi. Julius belum bisa memprediksi berapa besar kebutuhan bahan baku rotan pada saat krisis saat ini. Yang pasti pasar ekspor ke luar negeri menurun tajam, karena negara-negara tujuan ekspor barang jadi seperti Eropa dan Amerika masih krisis.

Selama ini, lanjut dia, ekspor rotan polish atau setengah jadi mendapat hadangan dari industri di Cerebon. “Karena itu sebagai daeeah penghasil, Sulteng juga harus berhati-hati sebab bagaimanapun produksi barang jadi lebih bernilai tambah dibandingkan setengah jadi,” ujarnya.

Walikota Palu Rusdy Mastura mengatakan kebijakan pemerintah pusat untuk menjadikan Kota Palu sebagai pusat pengembangan industri rotan nasional dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah penghasil bahan baku.