Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Maret 19, 2009

Telkomsel Pamasuka suntik proyek USO Rp25 miliar

MAKASSAR: PT Telkomsel menargetkan realisasi 100 base transceiver station (BTS) di wilayah terpencil Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan dalam program universal service obligation (USO) dengan investasi Rp25 miliar. Vice President PT Telkomsel Pamasuka Gideon Edhi Purnomo mengemukakan manajemen menargetkan finalisasi BTS untuk proyek USO hingga akhir 2009 mencapai 203 unit, dengan nilai investasi mencapai Rp50,7 miliar.

“Tahun lalu, kami sudah mengerjakan 103 BTS. Tahun ini kami akan finalisasi 100 BTS, di mana 40 BTS telah memasuki tahapan konstruksi di berbagai wilayah di Pamasuka,” ujarnya kepada Bisnis, kemain. Gideon mengemukakan BTS Telkomsel untuk titik-titik terpencil Nusantara dan pulau terluar tersebar a.l di Tana Toraja, Luwu Utara, Maluku, Kalimantan, dan Palu.
Rencananya, titik pembangunan BTS di Sumalirja mencapai 103 unit dan Kalimantan 60 unit. Yang sudah terealisasi tahun 2008 untuk wilayah Sumalirja 76 unit, sedangkan di Kalimantan 27 unit.

Kriteria daerah terpencil versi Telkomsel, menurut Gideon, adalah jarak tempuhnya mencapai 18 jam, infrastruktur jalan rusak berat, serta fasilitas listriknya tidak 24 jam. “Ekonomi daerah-daerah tersebut berpeluang untuk berkembang, sebab memiliki potensi perkebunan dan pertambangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya,” ungkapnya. Dia mengatakan alasan pembangunan BTS tersebut ada empat yakni, untuk menfasilitasi pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan terpencil dengan menyediakan sarana telekomunikasi berkualitas tinggi.

Kedua, Telkomsel ingin menjawab kepercayaan masyarakat yang besar kepada perseroan selama ini dengan menyediakan jaringan telekomunikasi hingga wilayah pedalaman.Ketiga, sambungnya, Telkomsel ingin melakukan penetrasi pasar dengan membuka potensi konsumen baru di daerah pedesaan, agar tidak terkesan penyebaran infrastruktur telekomunikasi berpusat di wilayah perkotaan.


“Keempat, kami ingin tetap menjaga perasaan kebangsaan serta nasio-nalisme masyarakat yang bermukim di daerah terisolasi dan titik terluar Indonesia.”