MAKASSAR: PT Indosat Tbk mengincar total pelanggan perseroan di kawasan timur Indonesia minus Kalimantan tahun ini tumbuh minimal 20% dibanding tahun lalu. Menurut catatan Bisnis, pada 2008 total pengguna Indosat di Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampapua) mencapai 1,3 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 120% dari tahun sebelumnya.
Head of Sulampapua Region Indosat Fadjar Oetomo mengatakan krisis ekonomi yang menjalari seluruh dunia belum menunjukkan tanda bakal memerosotkan kinerja operator seluler nasional secara signifikan.
Dia menuturkan perlambatan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebagaimana yang dialami Indosat tahun lalu lebih disebabkan rugi kurs akibat depresiasi rupiah, bukan karena kinerja operasional. Fadjar mengaku cukup optimistis industri telekomunikasi masih dapat tumbuh tahun ini karena bakal tertolong pelaksanaan pemilihan umum hampir sepanjang tahun.
Belanja pulsa dan layanan seluler lainnya, kata dia, diharapkan meningkat lumayan tinggi oleh momen tersebut. “Saya yakin sektor telekomunikasi masih bisa meningkat. Namun, bersamaan dengan itu, kami memang perlu lebih efisien untuk menekan biaya,” ujarnya, baru-baru ini.
Sama seperti kondisi secara nasional, saat ini Indosat merupakan operator dengan jumlah pelanggan terbesar kedua di wilayah timur Indonesia. Selama 2008, Indosat diperkirakan meraup pendapatan Rp1,5 triliun dan laba bersih sekitar Rp150,4 miliar di Sulampapua.
Belanja infrastruktur
Pada kesempatan yang sama, Fadjar menandaskan perseroan akan tetap membelanjakan dana sesuai kebutuhan untuk memperkuat jaringan telekomunikasi baik seluler, telepon tetap, maupun multimedia di Sulampapua. Menurutnya, belanja infrastruktur tetap digenjot kendati krisis ekonomi membuat banyak perusahaan di pelbagai sektor memilih mengetatkan anggaran.
“Kami ini perusahaan telekomunikasi yang amat bergantung pada kualitas. Belanja infrastruktur akan tetap digelontorkan sesuai dengan perluasan pasar yang kami rencanakan.” Dia mengatakan tidak ingin hanya sibuk menambah pelanggan tanpa memastikan terlebih dulu kapasitas memadai. “Jangan sampai kapasitas untuk 10 pelanggan dilebarkan menjadi 20 sehingga mengganggu kenyamanan,” imbuhnya.
Head of Sulampapua Region Indosat Fadjar Oetomo mengatakan krisis ekonomi yang menjalari seluruh dunia belum menunjukkan tanda bakal memerosotkan kinerja operator seluler nasional secara signifikan.
Dia menuturkan perlambatan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebagaimana yang dialami Indosat tahun lalu lebih disebabkan rugi kurs akibat depresiasi rupiah, bukan karena kinerja operasional. Fadjar mengaku cukup optimistis industri telekomunikasi masih dapat tumbuh tahun ini karena bakal tertolong pelaksanaan pemilihan umum hampir sepanjang tahun.
Belanja pulsa dan layanan seluler lainnya, kata dia, diharapkan meningkat lumayan tinggi oleh momen tersebut. “Saya yakin sektor telekomunikasi masih bisa meningkat. Namun, bersamaan dengan itu, kami memang perlu lebih efisien untuk menekan biaya,” ujarnya, baru-baru ini.
Sama seperti kondisi secara nasional, saat ini Indosat merupakan operator dengan jumlah pelanggan terbesar kedua di wilayah timur Indonesia. Selama 2008, Indosat diperkirakan meraup pendapatan Rp1,5 triliun dan laba bersih sekitar Rp150,4 miliar di Sulampapua.
Belanja infrastruktur
Pada kesempatan yang sama, Fadjar menandaskan perseroan akan tetap membelanjakan dana sesuai kebutuhan untuk memperkuat jaringan telekomunikasi baik seluler, telepon tetap, maupun multimedia di Sulampapua. Menurutnya, belanja infrastruktur tetap digenjot kendati krisis ekonomi membuat banyak perusahaan di pelbagai sektor memilih mengetatkan anggaran.
“Kami ini perusahaan telekomunikasi yang amat bergantung pada kualitas. Belanja infrastruktur akan tetap digelontorkan sesuai dengan perluasan pasar yang kami rencanakan.” Dia mengatakan tidak ingin hanya sibuk menambah pelanggan tanpa memastikan terlebih dulu kapasitas memadai. “Jangan sampai kapasitas untuk 10 pelanggan dilebarkan menjadi 20 sehingga mengganggu kenyamanan,” imbuhnya.