MAKASSAR: Kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap pembangunan di daerah masih rendah. Padahal, tujuan pendirian BUMN juga adalah meningkatkan kesejahte-raan rakyat di daerah bersangkutan.
Bukti rendahnya kontribusi terlihat tahun 2008, di mana hanya dua BUMN di daerah ini yakni PT Semen Tonasa dan PT Jasa Raharja yang memberikan sumbangan pihak ketiga kepada Pemprov Sulsel.
ta, sedangkan Jasa Raharja Rp1,6 miliar. Sumbangan ini di luar pajak maupun dana pengembangan masyarakat (community development) yang biasa disalurkan oleh BUMN. Hal itu muncul dalam kunjungan kerja Komisi VI DPR yang membidangi perdagangan dan usaha kecil menengah serta ketenagakerjaan dan investasi di Makassar, kemarin.
Anggota DPR Chairul Anwar Lubis mempertanyakan sejauh mana kontribusi BUMN yang ada di Sulsel terhadap pembangunan di daerah ini. Pasalnya, Chairul menilai kontribusi BUMN terhadap peningkatan kese-jahteraan di berbagai daerah selama ini cukup rendah. “BUMN hadir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan menjadi perampok uang rakyat yang dikelola di BUMN itu sendiri,” tegas Chairul.
Gubernur Syahrul Yasin Limpo juga mengemukakan kurangnya kontribusi BUMN di Sulsel. Menurutnya, kontribusi BUMN tidak signifikan untuk pembangunan di wilayah ini. “Jangan semuanya disetor ke pusat. Akhirnya perhatian ke daerah tidak ada,” katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sulsel Arifuddin Dahlan mengungkapkan dalam dua tahun terakhir sisa dua BUMN yang memberikan sumbangan pihak ketiga ke Pemprov Sulsel, yakni PT Semen Tonasa dan PT Jasa Raharja. Padahal sebelumnya, beberapa BUMN sempat memberikan kontribusi dalam bentuk sumbangan pihak ketiga setiap tahun, seperti PT Telkom Tbk dan PT Angkasa Pura I.
Bukti rendahnya kontribusi terlihat tahun 2008, di mana hanya dua BUMN di daerah ini yakni PT Semen Tonasa dan PT Jasa Raharja yang memberikan sumbangan pihak ketiga kepada Pemprov Sulsel.
ta, sedangkan Jasa Raharja Rp1,6 miliar. Sumbangan ini di luar pajak maupun dana pengembangan masyarakat (community development) yang biasa disalurkan oleh BUMN. Hal itu muncul dalam kunjungan kerja Komisi VI DPR yang membidangi perdagangan dan usaha kecil menengah serta ketenagakerjaan dan investasi di Makassar, kemarin.
Anggota DPR Chairul Anwar Lubis mempertanyakan sejauh mana kontribusi BUMN yang ada di Sulsel terhadap pembangunan di daerah ini. Pasalnya, Chairul menilai kontribusi BUMN terhadap peningkatan kese-jahteraan di berbagai daerah selama ini cukup rendah. “BUMN hadir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan menjadi perampok uang rakyat yang dikelola di BUMN itu sendiri,” tegas Chairul.
Gubernur Syahrul Yasin Limpo juga mengemukakan kurangnya kontribusi BUMN di Sulsel. Menurutnya, kontribusi BUMN tidak signifikan untuk pembangunan di wilayah ini. “Jangan semuanya disetor ke pusat. Akhirnya perhatian ke daerah tidak ada,” katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sulsel Arifuddin Dahlan mengungkapkan dalam dua tahun terakhir sisa dua BUMN yang memberikan sumbangan pihak ketiga ke Pemprov Sulsel, yakni PT Semen Tonasa dan PT Jasa Raharja. Padahal sebelumnya, beberapa BUMN sempat memberikan kontribusi dalam bentuk sumbangan pihak ketiga setiap tahun, seperti PT Telkom Tbk dan PT Angkasa Pura I.