Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Maret 27, 2009

Investor China minati Kima II

MAKASSAR: Investor asal China, Ban Tat Company, meminati proyek perluasan kawasan industri baru Kima II di Kabupaten Maros, Sulsel. Awal bulan depan, investor tersebut akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) penjajakan Kima II di Makassar.

Direktur Utama PT Kawasan Industri Makassar (Persero) Bachder Djohan mengatakan proyek Kima II hanya dapat berjalan dengan keterlibatan swasta. Kima, tuturnya, tak punya cukup amunisi modal untuk membiayai perluasan areal sendirian.
“Rencananya 2 April nanti kami akan tandatangan MoU dengan Ban Tat. Mudah-mudahan bisa berlanjut menjadi lebih serius,” katanya, kemarin.

Bachder mengaku kurang mengetahui latar belakang calon investor China tersebut. Meski demikian, katanya, Kima tetap membuka tangan bagi siapapun yang berinat bekerja sama.

“Kami memang butuh investor, jadi walaupun belum pasti soal keseriusan dan kemampuannya, kami sambut saja. Siapa tahu salah satu dari sekian yang tanda tangan MoU akhirnya jadi,” kilahnya. Kima merencanakan pembangunan Kima II seluas 200 hektare di Kabupaten Maros, Sulsel. Proyek yang bakal menambah luas kawasan industri aktif di provinsi itu menjadi 570 ha diperkirakan butuh investasi hingga Rp200 miliar.

Kementerian Negara BUMN sebagai pemegang saham telah memberi lampu hijau proyek ini. Kima juga telah mengantongi izin prinzip dari Bupati Maros untuk menggunakan lahan yang terletak persis di perbatasan Maros-Makassar. Pada tahap pertama Kima akan mengembangkan dulu 100 ha lahan. Begitu infrastruktur jalan dan sanitasi selesai dikerjakan, penjualan/sewa lahan dapat dilakukan.

Kima adalah BUMN yang bergerak dalam penjualan lahan, sewa gudang, sewa bangunan pabrik siap pakai (BPSP), dan sewa alat berat. Pemerintah pusat memegang 60% saham perseroan, selebihnya Pemprov Sulsel 30% dan Pemkot Makassar 10%. Laba bersih Kima pada 2008 hanya mencapai Rp9 miliar atau jauh di bawah keuntungan pada 2007 sebesar Rp17 miliar.

Dari 700 ha lahan milik perseroan yang dapat dibisniskan, Kima baru mengoperasikan sekitar 370 ha. Itu pun belum semua mampu menghasilkan pendapatan maksimal bagi perseroan.Berdasarkan catatan Bisnis, total aset Kima pada 2007 sebesar Rp65 miliar. Tahun 2006 BUMN ini mulai mencatat keuntungan, yakni sebesar Rp10,9 miliar (sebelum pajak), setelah tahun sebelumnya merugi. .