MAKASSAR: Sekitar 72,6% plafon kredit usaha rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan sampai akhir Desember 2008 dikucurkan ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Total penyaluran KUR per akhir tahun lalu mencapai Rp683,13 miliar. Jumlah debitor tercatat sebanyak 77.995 orang. Peneliti muda ekonomi moneter Kantor Bank Indonesia Makassar Indrayana Judana mengatakan dari plafon tersebut, kredit yang telah dicairkan oleh debitor sebesar 77% atau sekitar Rp526 miliar. “Sebanyak 96% kredit usaha rakyat tahun lalu diserap untuk kredit modal kerja, selebihnya kredit investasi,” kata Indrayana di Makassar, pekan lalu.
Di samping sektor perdagangan, hotel, dan restoran, KUR di Sulsel juga disalurkan ke semua sektor usaha formal. Penerima KUR terbesar kedua di provinsi itu ditempati sektor pertanian dengan pangsa 14,2% atau sekitar Rp97 miliar.
Sektor lain menyusul berturut-turut jasa dunia usaha, perindustrian, lain-lain, konstruksi, serta pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi (lihat diagram). KUR merupakan kredit dengan skema penjaminan oleh PT Askrindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha (SPU) untuk membantu nasabah yang tidak bankable namun laik dibiayai (feasible). Plafon KUR per debitor sampai Rp500 juta.
Guna memperbesar kapasitas penjaminan kredit, pemerintah secara berkala menyuntikkan modal baru kepada Askrindo dan Sarana Pengembangan Usaha. Dalam skema KUR, kedua BUMN itu menjamin kredit sebesar 70% dan sisanya ditanggung perbankan. Enam bank peserta KUR adalah Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Bukopin.
Browse » Home »
Laporan Kwan Men Yon
» 73% KUR di Sulsel untuk perdagangan
Senin, Maret 02, 2009
73% KUR di Sulsel untuk perdagangan
Diposting oleh
Regional Timur