Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, Maret 02, 2009

Ekspor karet Sulsel melonjak 45,9%

MAKASSAR: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel mengungkapkan nilai ekspor karet tahun 2008 melonjak 45,9% dibanding tahun 2007. Menurut Kepala Bidang Per­dagangan Luar Negeri Disperindag Sulsel Hasan Majadi, transaksi perdagangan komoditas karet tahun lalu mencapai US$21,4 juta, sedangkan tahun 2007 hanya US$14,7 juta.

Harga rata-rata komoditas karet Sulsel sepanjang tahun 2008 mencapai US$ 2.750 per ton, sedangkan tahun 2007 hanya US$2.150. “Harga karet Sulsel melonjak karena harga pasar dunia komoditas mengalami kenaikan, selain disebabkan permintaannya yang semakin besar,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Hasan mengemukakan permin­taan karet tumbuh 12,2%. Pada 2007, permintaan karet hanya 6.933 ton, sedangkan pada 2008 mencapai 7.781 ton. Tren pertumbuhan permintaan karet, ungkapnya, tidak mengalami gangguan berarti di masa krisis global, disebabkan industri internasional membutuhkan komoditas tersebut untuk bahan baku produksi mereka.

Karet merupakan bahan baku bagi industri pembuatan ban, alas kaki, perlengkapan rumah tangga, fitur elektronik, selang, pipa. Wilayah pengembangan komodi­ti karet di Sulsel berlokasi di Ka­­­bupaten Bulukumba dengan jumlah areal digunakan sekitar 19.390 ha, disusul Kabupaten Sinjai dengan lahan garapan 85 ha. “Karet ekspor banyak yang merupakan hasil produksi PT Lonsum yang memang cukup berkualitas, dan diakui di pasar internasional,” ujarnya.

Hasan menuturkan ada tujuh negara importir karet Sulsel, dengan Amerika Serikat sebagai market leader komoditas tersebut. Dia mengatakan Amerika Serikat menyerap 4.173 ton karet Sulsel di tahun 2008 dari posisi 4.152 ton ekspornya pada 2007 atau bertumbuh tipis 0,4%.

Importir terbesar lainnya adalah Kanada dengan volume perdagang­an 3.306 ton tahun 2008 dari 1.898 ton tahun 2007. “Tahun 2008 lalu, Italia mengimpor karet 100 ton, Jerman 60 ton, Meksiko 60 ton, Perancis 40 ton, dan Turki 40 ton,” ujarnya.

Hasan memprediksi harga ko­­moditas itu agak tertekan sampai awal tahun 2009. Menurutnya, krisis ekonomi global tetap mengancam ekspor karet tahun ini. “Kami belum mau memprediksikan lebih jauh, yang jelas kami berharap ekspor karet tetap bertumbuh positif,” ujarnya.