Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Maret 03, 2009

Maluku harus siapkan kemudahan berinvestasi

AMBON: Pemerintah dae­­­rah diminta mem­berikan kemudahan berinvestasi kepada calon investor yang akan masuk ke Ambon, Maluku, sehingga bisa mempercepat pembangunan ekonomi di provinsi ini. Pemimpin Bank Indone­sia (BI) Ambon Totok Hermiyanto mene­gaskan masalah kemudahan berinvestasi yang sering dijanjikan pemerintah daerah untuk menggaet investor, hendaknya tidak menjadi paradoks atau sebatas pemanis saja.

“Kemudahan investasi jangan hanya bersifat lip service karena dampaknya memberikan citra negatif bagi perkembang­an investasi di daerah,” katanya di Ambon, pekan lalu. Menurutnya, diperlukan komitmen pemda me­­­­­­mu­­­dahkan para investor yang ingin berinvestasi di Maluku, seperti penyedia­an lahan khusus industri, perluasan areal pergudangan, kemudahan perizinan, tersedianya akses data dan informasi, serta jaringan komunikasi.
Tak kalah penting juga kondi­si keamanan di Maluku yang kondusif dan aman, harus terus dijaga, agar investor merasa aman menanamkan modal­ di daerah itu. Totok menegaskan momentum kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyo­no pada Maret mendatang ke Ambon me­­rupakan sebuah peluang besar guna menciptakan citra positif, bahwa Maluku benar-benar aman dan menjamin pelaksanaan investasi skala besar.

Selain itu, masalah infrastruktur transportasi dan perluasan fasilitas kelistri­kan yang belum tuntas, mem­­butuhkan koordinasi ekstra dari pemangku kebijakan, termasuk dalam pen­yelesaian solusi masalah pembebasan tanah terkait resistensi ma­­syarakat serta segala aspek hu­kumnya.

“Budaya masyarakat yang ambivalen permisif ter­­hadap arus mo­dernisasi perlu dicarikan solusinya secara bijak, untuk menarik investor dan wisatawan agar lebih betah datang berkunjung ke Maluku,” ujarnya.

Kewirausahaan
Totok mengatakan langkah mendesak lain yang perlu dilakukan sekarang dari sisi produksi adalah, menumbuhkan jiwa ke-wirausahaan di kalang­an pe­­­ngusaha lokal. Hal itu, katanya, guna mem­­­perkuat kapasitas kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil, menengah (UKM) serta memperkuat kemandirian usaha lokal, meskipun agak bertentangan dengan budaya lokal yang masih menjunjung tinggi profesi sebagai pegawai negeri.

“Orang Maluku masih beranggapan bahwa menjadi pegawai negeri, polisi, atau TNI lebih baik daripada di swasta,” ujar Totok. Dia menambahkan Maluku sangat kaya akan berbagai potensi alam, terutama wilayah laut dan perairan yang jika dikelola secara optimal akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan daerah ini sangat maju dari daerah lainnya.

Menyangkut masalah ini, lanjutnya, dibutuhkan kerjasama lintas sektoral dengan menjadikan masyarakat basis utama penggerak untuk mengelola potensi laut dan perikanan yang sangat melimpah dan menjadi incaran dunia itu.